Kamis, 30 Oktober 2014

Mengenal bapak WILHELM MAXIMILIAN WUNDT

WILHELM MAXIMILIAN WUNDT



A.   Biografi
Wilhelm Maximilian Wundt lahir pada tanggal 16 agustus 1832 di Neckarau, dekat kota Mannheim, Grand Duchy of Baden, Jerman dari sebuah keluarga intelektual (pendeta), putra dari seorang pendeta Lutheran. Sebagai seorang anak, Wundt kecil telah memperlihatkan temperamen yang agresif dan serius.
Sejak kecil wundt tidak mempunyai teman bermain, karena satu-satunya saudaranya yang masih hidup pergi untuk melanjutkan sekolah sedangkan dua lainnya telah meninggal dunia.Beliau lebih suka belajar dengan sahabat ayahnya yang juga seorang pendeta yang bernama Friederich Muller, sampai rela meninggalkan kedua orang tuanya dan pindah ke desa lain mengikuti Muller.
Saat berusia 19 tahun wundt belajar mengikuti ambisinya, yaitu belajar ilmu faal, namun karena ayahnya meninggal dunia dan kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan ia bersekolah di Universitas Tubingen, maka pada tahun 1851-1856 ia melanjutkan studi di bidang kedokteran di Universitas Heidelberg agar dapat langsung bekerja setelah lulus. Disana ia menamatkan studi kesarjanaannya serta memperoleh gelar doktor. Ia juga menamatkan kesarjanaannya dalam bidang hukum di Universitas Berlin. Selama tahun-tahun terakhir di Heidelberg ia menderita penyakit yang hampir fatal. 
Beliau dikenal sebagai seorang psikolog, sosiolog, fisiolog, dokter, filsuf, ahli hukum, profesor dan seorang ilmuan yang banyak melakukan penelitian, termasuk tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola panca indra). Dan juga dikenal sebagai penemu psikologi modern dan dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental.
Awalnya ia mengajar fifiologi di Universitas Heidelberg, ia menawarkan program pertama yang diajarkan dalam psikologi ilmiah sambil menekankan penggunaan metode eksperimental yang diambil dari ilmu-ilmu alam dan menekankan hubungan fisiologis otak dan fikiran.
Latar belakangnya akan berdampak besar pada pendekatan ilmu baru psikologi. Ceramah psikologi diterbitkan sebagai kuliah dalam fikiran manusia dan hewan tahun 1863. Pada tahun 1864 beliau dipromosikan sebagai asisten profesor fisiolog dan ahli fisika di Heidelberg, Hermann Von Helmhotz, sebelumnya beliau belajar singkat dengan Johannes Putter Mullerpada tahun 1858-1864.
Kemudian di pindahkan ke laboratorium Helmhotz. Disitulah muncul ide bahwa psikologi merupakan cabang ilmu yang mandiri dan disana juga dia menulis bukunya yang berjudul “Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung” (persepsi yang dipengaruhi kesadaran) yang berisi ide dan pemikirannya dan mengindikasikan bahwa ia tertarik pada psikologi, dan buku tersebut diterbitkan pada tahun 1862 sebagai bukunya yang pertama.
Dalam buku itu terdapat istilah “Experimental Psycology” yang didasarkan atas eksperimen-eksperimen yang dilakukannya sendiri di laboratoriumnya sendiri.Buku lainnya diterbitkan tahun 1873 yaitu “Grund zuge der Physiologichen Psychologie” (dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi), yang berisi kuliah-kuliah yang diberikan Wundt tentang psikoligi dan ilmu faal.  Kemudian ia menikahi seorang perempuan yang bernama Sophie Mau di Heidelberg.
Tahun 1867, di Heidelberg wundt membuka course dalam bidang Physiological Psychologi, yang merupakan course pertama kali di dunia tentang hal tersebut. Namun pengertian dari Physiological itu menurut Wundt adalah eksperimental.Jadi Wundt mengajar dan menulis mengenai Physiological Psychologi dalam arti Exsperimental Psychology.
Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang dipengaruhi kesadaran 1862), :Grund zuge der Physiologischen Psychologie" (Dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi, 1873) dan"Physiologische Psychologie".

B.   Teori
Pada Tahun 1874 wundt membuat sebuah karya tulis yang menggunakan sistem dalam psikologi yang menyelidiki pengalaman langsung (mediate experience) dari kesadaran manusia yang berjudul "Principles of Physiological Psychology". Pengalaman langsung tersebut memberikan informasi atau pengetahuan tentang sesuatu yang lain dari elemen pengalaman itu sendiri.
Pengalaman itu dapat dijelajahi melalui introspeksi (penelitian seseorang dengan observasi dirinya sendiri mengenai keadaan psikisnya) termasuk dengan perasaan, emosi, dan gagasan.Metode yang digunakan adalah metode observasi.Bagian sistem strukturalisme Wundt ini yang dikembangkan dan diperjuangkan oleh muridnya Titchener yang tidak dapat bersaing secara efektif dalam lingkungan Amerika fragmatis dengan pribumi.
Pada theimmediate experience (pengalaman yang tidak langsung) melihat sesuatu itu tidak pada objeknya, tapi lebih pada pengalaman mengenai sesuatu tersebut.Sehingga tidak dibiasi oleh interpretasi, dalam arti pada objek sesuatu tersebut.
Pada tahun 1875, ia pindah ke Leipzig, Jerman. Di universitas Leipzig ia mendirikan phsycological institute dimana ia juga memperoleh posisi sebagai profesor. Pada tahun 1879 ia mendirikan laboratorium psikologi yang menandakan bahwa psikologi menjadi cabang ilmu yang mandiri. Sebelum tahun 1879, sudah banyak orang yang mengenal psikologi, namun belum ada yang mau mengaku menjadi sarjana psikologi. Baru setelah berdirinya laboratorium psikologi tersebut, seluruh sarjana dari seluruh dunia berkumpul untuk laboratorium tersebut, dan Wundt tidak lagi dianggap sebagai dokter dan ahli ilmu faal, karena mengadakan penelitian-penelitian di laboratorium yang ia dirikan.
Di awal berdirinya laboratorium ini, wundt membiayai dari kantongnya sendiri sebagai usaha pribadi. Baru pada tahun 1885, laboratorium ini diakui oleh universitas Leipzig secara resmi dan dibiayai.Laboratorium ini berkembang pesat sebelum gedungnya hancur pada perang dunia ke-2. Pada tahun 1881 wundt juga membuat jurnal riset yang pertama.
Dalam usahanya menyelidiki berbagai gejala kejiwaan di laboratoriumnya, Wundt banyak menggunakan metode eksperimen,karena itu ia dikenal sebagai seorang eksperimentalis. Dari itu Wundt menyadari bahwa eksperimen harus dilakukan dengan metode tertentu dan bahwa faktor pribadi tidak dapat diabaikan dalam penelitian psikologi. Karena itu Wundt menggunakan metode introspeksi atau selbsbeobachtung, dimana orang percobaan diminta untuk melihat ke dalam dirinya sendiri setelah suatu eksperimen dan menceritakan kembali apa yang dialami dan dirasakan selama eksperimen berlangsung. Karena itu Wundt dikenal sebagai seorang introspeksionis. Dalam salah satu karyanya ia menulis “Psychology begins with introspection” (Psikologi mulai dengan introspeksi).
Mengenai introspeksi, Wundt mengajukan beberapa ketentuan, yaitu (a) observer harus mampu menentukan kapan proses itu terjadi, (b) observer harus memusatkan perhatiannya, (c) observer harus mampu mengulangi observasi berulang kali, (d) eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi dari stimulus.
Awalnya wundt menggolongkan mind mencakup proses-proses ketidak sadaran (unconsiousness) dengan metode eksperimen (cara untuk membawa mind ke dalam batas-batas ruang lingkup natural science yang empiris dan objektif). Namun dalam perkembangannya wundt mengakui bahwa metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen soul yang mendasar, namun masih ada proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang mengintegrasikan fenomena dasar tersebut, yang muncul dalam bentuk kreatifitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban yang bersifat abadi seperti mitos, bahasa, custom dan budaya.








C.   Subjek penelitian

Wundt adalah seorang strukturalis sehingga menitikberatkan subject matter (pokok bahasan) pada struktur dari kesadaran yang terdiri dari bagian-bagiannya.Pokok bahasan ini dapat dipelajari dengan metode analisis atau metode reduksi. Dalam salah satu tulisannya Wundt mengemukakan “the first step in the investigation of a fact must therefore be a description of the individual elements ... of which it consists”, ia berpendapat bahwa kesadaran adalah aktif dalam mengorganisasi isinya. Wundt berusaha memahami pemikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, dengan membayangkan psikologi sebagai disiplin ilmu.
 Pengalaman kesadaran oleh Wundt dibagi atas dua bagian, yaitu pengindaraan (sensation) dan perasaan (feeling).Pengindaraan adalah penangkapan terhadap rangsang-rangsang yang datang dari luar dan dapat di analisa sampai elemen-elemen yang terkecil.Wundt percaya elemen terkecil dari penginderaan merupaka elemen terkecil juga dari pengalaman.Perasaan adalah sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, yang tidak terlalu dipengaruhi dan tidak merupakan reaksi langsung terhadap rangsang-rangsang dari luar.
Wundt membedakan psikologi dalam dua lapangan, yaitu individual psychology (psikologi perorangan) dan volker psychology (psikologi masa). Pada individual psychology banyak diselidiki gejala-gejala atau proses mental yang rendah seperti pengindaraan dan perasaan (lower mental process). Di samping itu terdapat juga proses mental yang tinggi (higher mental process) seperti  berfikir dan belajar.
Pada volker psychology banyak menyelidiki gejala kejiwaan pada kelompok orang.Kehidupan kejiwaan dari sekelompok individu merupaka kesatuan yang berdiri sendiri yang disebut sebagai volkziel oleh Wundt.Volkziel bersifat universal dan berhubungan dengan kehidupan keagamaan dan moralitas.Metode yang digunakan lebih baik adalah metode pengumpulan data kolektif. Adanya konsep ini kemudian hari akan merangsang tumbuhnya anggapan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian yang menjadi titik tolak dari aliran psikologi Gestalt.
 Wundt membagi perasaan menjadi tiga atau disebut juga dengan the three dimensional theory of feeling, yaitu :
A.    Pleasant vs unpleasant : perasaan senang atau tidak senang dialami oleh individu meskipun tingkatannya berbeda-beda.
B.     High vs low arousal :high arousal adalah perasaan yang dialami oleh individu disertai perilaku atau perbuatan yang menampak, seperti orang menari-nari ketika lulus ujian. Sedangkan low arousal adalah sebaliknya, seseorang yang mengalami perasaan senang tapi tetap tenang saja tanpa ada perbuatan atau perilaku yang menampak, seperti orang yang lulus ujian atau menerima uang banyak tapi diam saja.
C.     Concentrated vs relaxed attention :concentrated attention adalah suatu perasaan yang dialami individu sebagai sesuatu yang belum nyata atau masih dalam pengharapan, sedangkan relaxed attention adalah suatu perasaan yang dialami individu karena sesuatu itu telah nyata.

Fokus studi wundt dapat dilihat dari salah satu karya besarnya, yaitu “Principles of Physiological Psychology” yang memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi dan abnormalitas kesadaran.
Hasil eksperimen tentang ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind), fakta bahwa ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, serta karakteristik dari kesadaran manusia yang bersifat selektif. Konsep penting yang muncul adalah apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesakan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Dalam penyelidikan mengenai pengamatan, Wundt mengungkapkan bahwa dalam persepsi banyak pengaruh kehendak. Karena itu Wundt bisa juga dianggap sebagai seorang voluntaris karena ia sangat memperhatikan peranan faktor kehendak dalam pengamatan. Pengamatan itu oleh Wundt dibagi atas persepsi dan appersepsi.Rangsang-rangsang yang sampai kepada seseorang mula-mula ditangkap oleh reseptor, kemudian rangsang-rangsang itu dipersepsikan, yaitu masuk ke dalam lapangan pengamatan atau blik feld, baru kalau rangsang itu masuk dalam titik pengamatan atau blik punkt, maka rangsang itu disadari atau diappersepsikan.
Studi tentang emosi dikemukakannya sebagai pengalaman yang kompleks terdiri dari pengalaman dan pengindaraan tubuh.Kehendak adalah pola emosi yang ditandai adanya perubahan perasaan saat melakukan tindakan. Suatu doktrin yang dikemukakan oleh Wundt adalah prinsip Sinthesis Kreatif (Principle of Creatife Synthesis) atau disebut juga hukum resultan psikis (The Law Physic Resultant) yang berbunyi “ setiap gejala psikis yang kompleks selalu mempunyai karakteristik dari elemen-elemennya”.
Ide tentang abnormalitas kesadaran dibangun melalui diskusi-diskusi dengan psikiater terkenal Kretschmer dan Kraepelin. Ide tentang schyzoprenic adalah hilangnya kontrol appersepsi dan proses atensi. Akibatnya proses berpikir hanya bersifat rangkaian asosiasi ide yang tidak terkontrol.
Wundt meninggal pada usia 88 tahun pada tanggal 31 agustus 1920 di Großbothen dekat Leipzig, Jerman. Di tahun-tahun terakhirnya Wundt berfokus pada psikologi sosial dan budaya, dan sebelum kematiannya ia telah menyelesaikan karya 10 “volumenya”, psikologi sosial. Murid bimbingan beliau diantaranya Edward B.Titchener, G. StanleyHall, Oswald Kulpe, HugoMunsterberg, Vladimir Bekhterev, JamesMcKeen Cattell, LightnerWitmer.
Wundt adalah seorang fundasionalis saleh, bekerja tanpa lelah untuk memahami kerumitan bidang pengetahuan, belajar untuk membentuk pemahaman koheren atomistik alam semesta.Atas kerja kerasnya American Psychological Asosiasi mendirikan “Wilhelm Wundt-William James Award untuk Kontribusi yang luar biasa untuk Trans-Atlantik Psikologi”, yang mengakui “catatan penting dari kerjasama penelitian Trans-Atlantik”.Walaupun dianggap penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, namun sumbangannya pada psikologi kontemporer diperdebatkan oleh banyak ahli sekarang.

Kesimpulan
Wilhelm Maximillian Wundt adalah seorang berkebangsaan Jerman yang dikenal sebagai penemu psikologi modern dan dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental.Ia mendirikan sebuah laboratorium psikologi di universitas Leipzig, Jerman, yang menandakan bahwa psikologi adalah sebuah cabang ilmu yang mandiri pada tahun 1879.
Wundt lebih menitikberatkan studinya mengenai pengalaman yang tidak langsung (immediate experience) daripada pengalaman yang langsung (mediate experience). Pengalaman langsung memberikan informasi atau pengetahuan yang lain daripada elemen pengalaman itu sendiri. Misalnya kalau seseorang melihat bunga dan mengatakan bahwa “bunga itu merah”.Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa perhatian orang yang utama adalah bunga itu sendiri, bukan fakta bahwa seseorang mengalami kemerahannya bunga itu sendiri.



Referensi
http://nhameika.blogspot.com/2012/05/wilhelm-wundt.html


Walgito,Bimo,Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi,2005.
Dirgagunarsa,Singgih,Pengantar Psikologi, Jakarta: Mutiara.


Senin, 20 Oktober 2014

Manusia dan Penderitaan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
  Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.
  Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita.
  Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa,  menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
1.2.   Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
  1. Pengertian Penderitaan.
  2. Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya
  3. Siksaan.
  4. Pengaruh penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.
1.3.   Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan.
  2. Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.
  3. Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia berikut dengan contoh contoh kasusnya.



BAB II
ISI
2.1.        Pengertian Penderitaan
    Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal  dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
   Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.  Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
     Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
    Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
2.2.        Siksaan
   Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.

Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
Kesepian.
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.

penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
  1. Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
  2. Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
  3. Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
  4. Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
  5. Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
2.3.        Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental
adalah :
• Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
• Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
• Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bais jasmana maupun rokhani
• Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
• Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
a. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan social
b. Terjadinya konflik sosial budaya
c. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
Bentuk frustasi antara lain :
1. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
2. Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
3. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
4. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.
5. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. orang yang terlalu mengejar materi
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. kota – kota besar
5. orang yang tidak beragama
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
  1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
  2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
  3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
  4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
  5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
  6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.


Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
  2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
  3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
   Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
   Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.
2.4.        Penderitaan dan Perjuangan
   Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
   Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
  Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
2.5.        Penderitaan, media massa, dan seniman
   Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
  Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.
2.6.        Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
   Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
   Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan  kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan  suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan  mental bisa berujung pada gangguan jiwa  dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
2.7.        Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi  menjadi 2 bagian sebagai berikut :
    • Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise  merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
    • Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
    • Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
    • Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.



Daftar Pustaka