KEPRIBADIAN YANG SEHAT
MENURUT TOKOH ABRAHAM MASLOW & ERICH FROMM
MENURUT ABRAHAM MASLOW
MENURUT ERICH FROMM
Latar belakang
Umur 12 tahun ia
menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat keluarganya, bunuh
diri.Ia hidup dalam satu rumah tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya seringkali
murung, cemas, dan muram. Ibunya mudah menderita depresi hebat. Tampak bahwa
Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Pada umur 14 tahun Fromm
melihat irrasionalitas melanda tanah airnya, Jerman, tepatnya ketika pecah
perang dunia pertama. Dia menyaksikan bahwa orang Jerman terperosok ke dalam
suatu fanatisme sempit dan histeris dan tergila-gila.
Fromm sangat
dipengaruhi oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang
pertama, The Economic and Philosophical Manuscripts yang ditulis pada
tahun 1944. Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki
kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan percobaan yang sintesis. Fromm
memandang Marx sebagai pemikir yang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan
psikoanalisa, terutama untuk mengisi celah-celah pemikiran Marx.
Dalam bukunya Escape
from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas
dari abad ke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi,
kebebasan menjadi keadaan yang negatif dimana manusia melarikan diri. Dan
jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang
menghasilkan manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua
adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Fromm membagi sistem
struktur masyarakat menjadi tiga bagian berdasar karakter sosialnya:
1. Sistem A, yaitu
masyarakat-masyarakat pecinta kehidupan.
2. Sistem B, yaitu
masyarakat non-destruktif-agresif.
3. Sistem C, yaitu
masyarakat destruktif.
Fromm juga
menyebutkan dan menjelaskan lima tipe karakter sosial yang ditemukan dalam
masyarakat dewasa ini, yakni:
1. Tipe Reseptif
(mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2. Tipe Eksploitasi
(memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya)
3. Tipe Penimbunan (suka
mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi)
4. Tipe Pemasaran
(suka menawarkan dan menjual barang)
5. Tipe Produktif
(karakter yang kreatif dan selalu berusaha untuk menggunakan barang-barang
untuk suatu kemajuan)
6. Tipe
Nekrofilus-biofilus (nekrofilus orang yang tertarik dengan kematian,
biofilus:orang yang mencintai kehidupan)
KONDISI EKSISTENSI
MANUSIA
Dilema Eksistensi
Menurut Fromm,
hakekat manusia juga bersifat dualistik. Paling tidak ada empat dualistik di
dalam diri manusia:
a. Manusia sebagai
binatang dan sebagai manusia
Manusia sebagai
binatang memiliki banyak kebutuhan fisiologik yang harus dipuaskan, seperti
kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan seksual. Manusia sebagai manusia memiliki
kebutuhan kesadaran diri, berfikir, dan berimajinasi. Kebutuhan manusia itu
terwujud dalam pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah lembut, cinta,
kasihan, perhatian, tanggung jawab, identitas, intergritas, sedih,
transendensi, kebebasan, nilai, dan norma.
b. Hidup dan mati
Kesadaran diri dan
fikiran manusia telah mengetahui bahwa dia akan mati, tetapi manusia berusaha
mengingkarinya dengan meyakini adanya kehidupan sesudah mati, dan usaha-usaha
yang tidak sesuai dengan fakta bahwa kehidupan akan berakhir dengan kematian.
c. Ketidaksempurnaan
dan kesempurnaan
Manusia mampu
mengkonsepkan realisasi-diri yang sempurna, tetapi karena hidup itu pendek
kesempurnaan tidak dapat dicapai. Ada orang berusaha memecahkan dikotomi ini
melalui mengisi rentang sejarah hidupnya dengan prestasi di bidang kemanusiaan,
dan ada pula yang meyakini dalil kelanjutan perkembangannya sesudah mati.
d. Kesendirian dan
kebersamaan
Manusia adalah
pribadi yang mandiri, sendiri, tetapi manusia juga tidak bisa menerima
kesendirian. Manusia menyadari diri sebagai individu yang terpisah, dan pada
saat yang sama juga menyadari kalau kebahagiaannya tergantung kepada
kebersamaan dengan orang lain.
Dengan kata lain,
kemandirian dan kebebasan yang diinginkan malahan menjadi beban. Ada dua cara menghindari
dilema eksistensi yaitu:
1. Menerima otoritas
dari luar dan tunduk kepada penguasa dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Manusia menjadi budak (dari penguasa negara) untuk mendapatkan
perlindungan/rasa aman.
2. Orang bersatu
dengan orang lain dalam semangat cinta dan kerja sama, menciptakan ikatan dan
tanggung jawab bersama dari masyarakat yang lebih baik.
KEBUTUHAN MANUSIA
1.Keterhubungan
(relatedness):
Kebutuhan mengatasi
perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam dan dari dirinya sendiri.
Kebutuhan untuk bergabung dengan makhluk lain yang dicintai,menjadi bagian dari
sesuatu. (hub anak dan ibu)
2.Keberakaran
(rootedness):
Kebutuhan keberakaran
adalah kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman di
dunia (merasa seperti di rumahnya). Manusia menjadi asing dengan dunianya
karena dua alasan yaitu:
·Dia direnggut dari
akar-akar hubungannya oleh situasi (ketika manusia dilahirkan, dia menjadi
sendirian dan kehilangan ikatan alaminya)
·Fikiran dan kebebasan
yang dikemangkannya sendiri justru memutus ikatan alami dan menimbulkan
perasaan isolasi/tak berdaya.
3.Menjadi pencipta
(transcendency):
Karena individu
menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya, mereka kemudian mengenali betapa
kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang membuatnya meras tak berdaya. Orang
membutuhkan peningkatan diri untuk mengatasi sifat fasif dikuasai alam menjadi
aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari makhluk ciptaan menjadi pencipta.
Seperti menjadi keterhubungan, transendensi bisa positif (menciptakan sesuatu)
atau negatif (menghancurkan sesuatu).
4.Kesatuan
(unity):
Kebutuhan untuk
mengatasi eksistensi keterpisahan antara hakikat binatang dan non binatang
dalam diri seseorang. Keterpisahan, kesepian, dan isolasi semuanya bersumber
dari kemandirian dan kemerdekaan dari dilema ini muncul kebutuhan unitas. Orang
dapat mencapai unitas, memperoleh kepuasan (tanpa menyakiti orang lain dan diri
sendiri) dan hanya dengan berusaha untuk menjadi manusia seutuhnya melalui
berbagi cinta dan kerjasama dengan orang lain.
5.Identitas
(identity):
Kebutuhan untuk
menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu
yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat mengontrol nasibnya sendiri, harus
bisa membuat keputusan, dan merasa bahwa hidupnya nyata-nyata miliknya sendiri.
Misalnya orang primitif mengidentifikasikan diri dengan sukunya, dan tidak
melihat dirinya sendiri sebagai bagian yang terpisah dari kelompoknya.
Ada juga yang
berbentuk PowerPoint :