1. Arti Belajar Kreatif
a. Pengertian
Belajar Kreatif
· Kreativitas adalah hasil dari
interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di
dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat
upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12).
· Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya
nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi,
1994 : 7).
· Secara psikoligis, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “belajar juga
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 :
2).
b. Proses
Belajar Kreatif
Pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat
memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi bervariasi,
misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. Untuk itu guru
dituntut mampu merangsang kreatifitas peserta didik dalam hal kecakapan
berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan.
Kreatif
yang dimaksud adalah kemampuan peserta didik dalam menghasilkan sebuah kegiatan
atau aktifitas yang baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan
mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya yang baru.
c. Mengapa
Belajar Kreatif itu Penting ?.
· Belajar kreatif membantu anak
menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah
aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani
dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
· Belajar kreatif menciptakan
kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita
ramalkan yang timbul di masa depan.
· Belajar kreatif dapat menimbulkan
akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih
dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa
belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi
kita.
· Belajar kreatif dapat menimbulkan
kepuasan dan kesenangan yang besar.
d. Tiga
Tingkat Belajar Kreatif (Model Triffinger)
Modifikasi Materi, Proses, Produk ,
dan Lingkungan
·
Model Belajar Kreatif paling efektif
jika diadaptasi untuk pemggunaan kurikulum secara menyeluruh, karena
memungkinkan modifikasi baik dari materi , proses, produk maupun lingkungan.
Namun, kekuatannya yang terbesar adalah dalam modifikasi proses dan
produk.
·
Dalam model ini baik proses kognitif
maupun afektif dikembangkan, dengan rentangan tingkat kompleksitas, dengan
rintangan kompleksifitas. Siswa yang lebih cepat menguasai keterampilan tingkat
I atau tingkat II dapat melanjutkan ke giatan tingkat III, menerapkan apa yang
telah mereka ketahui terhadap masalah atau keadaan baru dan berbeda delam
hidupnya. Dengan demikian siswa belajar keterampilan yang beragam dan mampu
menggunakannya jika diperlukan.
·
Produk belajar juga membuka dimensi
buku. Produk belajar tidak hanya menyangkut perkembangan keterampilan baru,
tetapi menggunakan keterampilan itu untuk tantangan kehidupan nyata. Jadi,
produk belajar adalah masalah yang dipecahkan dan belajar proses memecahkan
masalah. Dengan menggunakan ketiga tingkat dari model Treffinger, siswa membangun
keterampilan menggunakan kemampuan kreatifitas dan menemukan penyaluran untuk
mengungkapkan kreativitas selama hidup.
Manfaat Pengguanaan Model Treffinger
·
Mungkin sumbangan terbesar dari model Mendorong Belajar Kreatif
adalah terhadap pengembangan kurikulum siswa berbakat yang menunjukkan
peningkatan dari keterampilan tidak terbatas pada keterampilan dasar. Model ini
menunjukkan secara grafis bahwa belajar kreatif mempunyai tingkatan dari yang
relative sederhana sampai dengan yang majemuk. Siswa berbakat kreatif dapat
menguasai keterampilan tingkat I dan II lebih cepat dari siswa lainnya. Bagi
mereka proporsi waktu dan energi untuk tingkatan yang rendah dapat dikurangi.
Semua siswa di dalam kelas dapat dilibatkan dalam kegiatan I dan II, tetapi
hanya beberapa yang dapat melanjutkan ke tahap penerapan (Tingka III).
·
Disamping itu, model ini hendaknya
digunakan secara menyeluruh dalam kurikulum. Berfikir kreatif merupakan bagian
dari semua subjek yang diajarkan di sekolah. Kemajuan adalah profesi diperoleh
melalui proses kreatif . oleh Karena itu, model ini dapat diterapkan pada semua
kehidupan sekolah, mulai dari pemecahan konflik sampai dengan pengembangan
teori ilmiah. Siswa akan melihat kemampuan mereka dalam lingkungan yang
mendorong dan memungkinan penggunaannya.
·
Pembahasan yang lebih terperinci
dari model Treffinger ini dapat dibaca dalam buku Memupuk Bakat dan Kreatifitas
Siswa Sekolah Menengah( Semiawan, Munandar, dan Munandar, 1987:38-62).
]
Daftar Pustaka :