Semua jadi terlihat besar
Menjadi yang lebih itu baik
Semua serasa di permainkan
Ini membingungkan..
Dimana realita ?
Dimana Fiksi ?
Semua seakan kontradiktif
Berbeda dengan sebelumnya
Semua janji-janji
Semua kaya-kata
Dimanipulasikan
Tak memberi kesadaran
Biarlah semua terbang
Bersama kepalsuan
Dan mereka membias
Di udara
Minggu, 19 April 2015
Sabtu, 18 April 2015
Teori pendorong dan yang melandasi Kreativitas
Teori
– Teori Tentang Pendorong (Press)
Kreativitas
dapat terwujud dengan adanya dorongan dalam diri individu (motivitasi
interinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
·
Motivasi Intrisnik (motivasi untuk kreativitas)
Dorongan
untuk mewujudkan potensinya, mewujudkan diri, berkembangan dan menjadi matang,
menggungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.Merupakan motivasi
primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan
lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya.Ada dalam tiap individu,
tapi membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
·
Motivasi Ekstrinsik ( kondisi eksternal yang
mendorong perilaku kreatif)
menurut
Rogers penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan
timbulnya kreativitas yang konstruktif:
1.
Keamanan psikologis
Ini dapat
terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
menerima
individu sebagai adanya dengan segalah kelebihan dan keterbatasannya
mengusahakan
suasana yang di dalamnya evluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya
tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam)
memberikan
pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati). Yaitu ikut mengenal dan
menghayati perasan anak, pemikiran dan tindakannya, dan melihat dari sudut
pandangnya.
Dalam
suasana ini “real self” dimungkinkan timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk
hubungannya dengan lingkungannya.
2.
Kebebasan Psikologis
Memberi
kesempatan untuk bebas mengekspresikan pikiran dan perasaan anak untuk secara
simbolis, sehingga memberikan kebebasan dalam berfikir atau meras sesuai dengan
apa yang ada dalm dirinya.kadang anak kreatif tidak kooperatif, egosentris,
terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepalah emosianal,
menarik diri dan menolak dominasi atau otoritas guru.
Berani
dalam pendirian, ingin tau, mandiri dalm berfikir dan mempertimbangkan,
bersibuk diri terus dengan pekerjaanya, inisiatif, ulet, tidak bersedia
menerima pendapat otoritas begitu saja.
Menurut
psikolog terhadap 10 peringkat cirri-ciri pribadai kreatif:
1.
imajinatif
2. mempunyai
prakarsa
3. mempunyai
minat luas
4. mandiri
dalam berfikir
5. melit
(ingin tahu)
6. senang
berpetualang
7. penuh
energi
8. percaya
diri
9. bersedia
mengambil resiko
10. berani dalam
pendirian dan keyakinan
ΓΌ Teori tentang perkembangan proses
kreatif
·
Teori
Wallas
Berabad-abad orang berupaya
menjelaskan apa yang terjadi apabila seseorang mencipta.salah satu teori yang
sampai sekarang banyak dikutip adalah teori Wallas yang dikemukakan pada tahun
1926 dalam bukunya “The Art of Thought “ ( piirto,1992) yang menyatakan bahwa
proses kreatif meliputi empat tahap ,yaitu
a. Persiapan
b. Inkubasi
c. Iluminasi
d. Verifikasi
Pada tahap pertama ,seseorang
mempersiapkan diri untuk memecahklan masalah dengan belajar berfikir ,mencari
jawaban ,bertanya kepada orang lain ,
dan sebagainya .
Pada tahap kedua , kegiatan mencari
dan menghimpun data / informasi tidak dilanjutkah .Tahap inkubasi adalah tahap
dimana individu seakan –akan melepaskan
diri untuk sementara dari masalah
tersebut ,dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalah nya secara sadar ,tetapi
“mengeramnya “dalam pra- sadar .sebagaimana terlihat dari analisis biografi
maupun dari laporan tokoh seniman dan ilmuwan,tahap ini penting artinya dalam
proses timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau
kreasi batu berasal dari daerah pra-sadar atau timbul dalam keadaan
ketidaksadaran penuh.
Tahap ilumunasi adalah tahap
timbulnya “insight” atau “erlebnis “saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru,
beserta proses –proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya
inspirasi atau gagasan baru.
Tahap verifikasi atau evaluasi
adalah dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas
.Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen .Dengan perkataan lain,
proses divergensi (pemikiran kreatif ) harus diikuti oleh proses konvergensi (
pemikiran kritis ).
·
Teori tentang Belahan otak kanan dan
kiri
Segera sesudah anak dilahirkan ,
gerakan – gerakan yang semula belum berdiferensiasi berkembang menjadi pola
dengan preferensi untuk kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi
yang dominan . pada umumnya orang lebih
biasa menggunakan tangan kanan ( berarti dominan belahan otak kiri); tetapi ada
orang-orang yang termasuk kidal (left-handed). Mereka lebih dikuasai oleh
belahan otak kanan .dihipotesiskan bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan
dengan fungsi – fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomania “, membagi –bagi
semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri ,lihat table
2.3 ini ,walaupun didukung oleh bukti-bukti empiris ,namun masih memerlukan
pengkajian lebih lanjut ( Dacey.1989;piirto,1992 ) untuk keabsahannya .
Tabel 2.3 dikotami mental
Belahan
Otak kiri
|
Bealahan
otak kanan
|
Intelek
|
In tuisi
|
Konvergen
|
Divergen
|
Intelektual
|
Emosional
|
Rasional
|
Metaforik,intuitif
|
Verbal
|
Nonverbal
|
Horizontal
|
Vertical
|
Konkret
|
Abstrak
|
Realistis
|
Impulsif
|
Diarahkan
|
Bebas
|
Diferensial
|
Eksistensial
|
Sekuensial
|
Multipel
|
Historical
|
Tanpa
batas waktu
|
Analitis
|
Sintesis
.holitik
|
Eksplisit
|
Implisif
|
Objektif
|
Subjektif
|
Suksesif
|
Simultan
|
Daftar Pustaka
Noviksari, Meli.(2012). Makna pengembangan Kreativitas.
Kurnia, Anisa.(2010). Teori-teori dalam psikologi.
Langganan:
Postingan (Atom)